Untuk
menambah Bakti Kita dan lebih jelas-nya, Kita harus mengerti ada
10 Jenis Kebajikan yang diperbuat oleh
seorang Ibu kepada Anak-nya.
Kebaikan Ke-1 :
Kebaikan
di dalam memberikan perlindungan dan penjagaan selama Anak dalam
kandungan. Sungguh sulit terlahir
sebagai Manusia bagi kelahiran-kelahiran Kita yang tak terhitung
jumlah-nya." "Tidak mudah bisa berada di dalam kandungan Ibu, dibutuhkan
hubungan karma dengan Orangtua." "Dengan berlalu-nya bulan, ke-lima
orang penting berkembang. Dalam waktu tujuh minggu, ke-enam alat indera mulai
tumbuh, dan terbentuk." "Saat Janin mulai tumbuh, beban Ibu semakin berat
dan badan-nya pun menjadi seberat gunung." Diam atau gerakan-gerakan Janin
adalah laksana gempa bumi dan bencana angin ribut, baju-baju Ibu yang cantik
tidak dapat dipakai dengan baik lagi, dan begitu juga cermin-nya pun berdebu
karena hanya memikirkan Bayi-nya, Ibu tidak sempat dan terlalu letih untuk
berdandan.
Kebaikan Ke-2 :
Kebaikan
dalam menanggung penderitaan selama kelahiran.
Kehamilan berlangsung
selama sepuluh bulan. Masa kehamilan semakin lama semakin tidak
menyenangkan."
"Saat kelahiran
semakin dekat, kesusahan dan kesulitan Ibu semakin berat." Setiap pagi Ibu
merasa sangat sakit, sepanjang hari terasa mengantuk dan lamban. Ketakutan-nya
dan kegelisahan-nya sukar dilukiskan. Dengan khawatir Ibu memberitahu
Keluarga-nya, bahwa dia hanya takut maut akan menimpa Bayi atau diri-nya.
Kebaikan Ke-3 :
Kebaikan
untuk melupakan semua kesakitan begitu Anak telah dilahirkan. Saat bersalin,
ke-lima organ semua terbuka lebar. Membuat tubuh dan pikiran Ibu sangat letih. Darah
mengalir laksana seekor domba yang disembelih, hingga Ibu pingsan beberapa
kali. Tetapi ketika mendengar bahwa Anak-nya terlahir sehat, dia dipenuhi dengan
kegembiraan yang melimpah, tetapi sesudah kegembiraan, rasa sakit kembali
mengaduk-ngaduk bagian dalam tubuh-nya.
Kebaikan Ke-4 :
Kebaikan
dari memakan bagian yang pahit bagi diri-nya dan menyimpan yang manis bagi
Anak. Kebaikan dari memakan bagian yang pahit bagi diri-nya dan menyimpan yang
manis bagi Anak. Kebaikan ke-dua Orangtua sangat besar dan dalam, penjagaan dan
pengabdian-nya tidak pernah berhenti, tidak pernah ber-istirahat, Ibu
senantiasa menyimpan yang manis untuk Anak, dan tanpa mengeluh menelan yang
pahit bagi diri-nya. Cinta-nya amat besar dan emosi-nya sukar tertahankan, Kebaikan-nya adalah mendalam dan begitu juga
Kasih-nya hanya menginginkan Anak mendapat cukup makanan, Ibu yang Kasih tidak
membicarakan kelaparan-nya sendiri. Asal Anak-nya bahagia, Orangtua rela
kedinginan dan menahan lapar. Cinta Kasih dan Kasih Sayang mereka tidak
terlukiskan.
Kebaikan Ke-5 :
Kebaikan
untuk memindahkan Anak ke tempat yang kering dan diri-nya sendiri berbaring di
tempat yang basah. Ibu rela basah agar Anak-nya dapat berada di tempat yang
kering. Ibu senantiasa melindungi Anak dengan lengan-nya dari angin dan dingin.
Dalam Kebaikan-nya, kepala Ibu jarang lega di atas bantal, dan bahkan dia
melakukan-nya dengan gembira selama Anak dapat merasa senang, Ibu yang Baik
tidak mencari penghiburan bagi diri-nya sendiri.
Kebaikan Ke-6 :
Memberi-nya
makan, memelihara serta membesarkan Anak. Menyusui Anak-nya pada payudara-nya
dan memberi-nya makan, memelihara serta membesarkan Anak. Dengan ke-dua
payudara-nya dia memuaskan rasa lapar dan haus Sang Anak, selama 3 tahun Ibu
menghidupi Anak-nya dengan air susu, yang sebenarnya adalah darah-nya sendiri.
Ibu yang Baik adalah bagaikan Bumi yang besar, Ayah yang tegar laksana Langit
yang mengasihi, yang satu melindungi dari atas, yang lain-nya menunjang dari
bawah, Kebajikan semua Orangtua adalah sedemikian rupa sehingga mereka tidak membenci
atau marah terhadap Anak-nya meskipun mereka terlahir jelek. Mereka juga tidak
kecewa dan tetap menyukai-nya, sekali pun Anak terlahir cacat. Setelah Ibu
mengandung dan melahirkan Anak-nya, Ayah dan Ibu bersama-sama merawat,
membesarkan dan melindungi Anak-nya sampai akhir hayat-nya. Sungguh luar biasa
Cinta Kasih Orangtua terhadap Anak-nya.
Kebaikan Ke-7 :
Rela
membersihkan kotoran Anak-nya. Pada mula-nya Ibu cantik dan memiliki tubuh yang
indah, semangat-nya kuat dan bergelora, alis mata-nya seperti daun willow yang
segar, dan kulit-nya bersinar. Tetapi karena Kebaikan Ibu yang begitu mendalam
sehingga ia melupakan dan melepaskan kecantikan-nya.
Sekali pun merawat
dan mencuci Anak-nya, yang dapat membuat diri-nya kotor dan merusak badan-nya. Ibu
yang Baik bertindak hanya demi untuk kepentingan Putra-Putri-nya. Dan dengan
rela menerima kecantikan-nya yang memudar.
Kebaikan Ke-8 :
Kebaikan
dari selalu memikirkan Anak bila dia berjalan jauh. Kematian dari Orang yang
dicintai sukar terlukiskan penderitaan-nya. Tetapi berpisah dari yang dikasihi
juga sangat menyakitkan. Bila Anak berjalan jauh, Ibu merasa khawatir di
kampung-nya, dari pagi hingga malam, Hati-nya selalu bersama Anak-nya,
senantiasa ber-Sembahyang berharap Anak-nya Selamat dan Sukses agar dapat cepat
pulang dan berkumpul kembali. Orangtua menunggu berita siang dan malam. Dan air
mata jatuh berderai dari mata-nya, seperti monyet yang menangis diam-diam,
sedikit demi sedikit Hati-nya hancur. Ketika tiada berita kunjung tiba. Demikian
dalam-nya cinta seorang Ibu kepada Anak-nya.
Kebaikan Ke-9 :
Kasih
Sayang yang dalam berupa Pengabdian dan Perhatian Orangtua terhadap Anak-nya. Sungguh
sulit untuk dibalas. Mereka rela menderita demi kepentingan Anak-nya. Alangkah
besar-nya Kebaikan Orangtua dan gejolak emosi-nya ! Ketika tahu atau mendengar
Anak-nya susah, Orangtua akan ikut ber-susah hati. Bila Anak-nya bekerja berat,
Orangtua pun merasa tidak tenang. Bila mendengar bahwa Anak berjalan jauh,
mereka khawatir bahwa pada waktu malam Sang Anak berbaring kedinginan. Bahkan
sakit sebentar yang diderita Putra atau Putri-nya, akan menyebabkan Orangtua
lama ber-susah hati.
Kebaikan Ke-10 :
Kebaikan
dari rasa kasihan yang dalam dan simpati dari Orangtua terhadap Anaknya. Cinta
Kasih dan Kasih Sayang Orangtua adalah besar dan penting. Perhatian-nya yang
lemah lembut tidak pernah berhenti, seperti cahaya abadi dari Bulan dan
Matahari yang menyinari seluruh Dunia, tidak pernah akan sirna. Sejak bangun
pagi, yang dipikirkan mereka adalah Anak-nya. Apakah Anak-anak dekat atau jauh,
Orangtua selalu memikirkan mereka. Sekali pun seorang Ibu hidup untuk seratus
tahun, dia akan selalu mengkhawatirkan Anak-nya yang berumur delapan puluh
tahun.
* * *